Ronaindonesia.id – Setelah lima kali crash dalam 48 jam di Sachsenring dan seminggu kemudian kembali absen dalam TT Belanda, Marc Marquez mulai ragu dengan Honda. Bisa dibilang GP Jerman 2023 tentu menjadi titik balik. Rider berusia 30 tahun itu mendominasi di trek ini selama bertahun-tahun di semua kelas mulai dari 125 cc, Moto2, hingga MotoGP di segala kondisi cuaca. Bahkan Baby Alien menang di Sachsenring pada tahun 2021 sebagai pembalap yang cedera dengan lengan atasnya yang patah.
Kali ini dia hanya cukup finis di grid ke-7, tertinggal 0,604 detik dari pembalap terdepan. Di depannya ada lima Ducati dan satu KTM. Adiknya Alex (Gresini) berada tepat di belakangnya di posisi ke-8 di grid bersama Ducati lainnya. Tidak ada pabrikan Jepang lain yang lolos masuk 12 besar.
Marc Marquez Ingin ke Ducati Sejak Pertengahan Musim
Tak heran jika akhirnya Marc Marquez membuat rencana yaitu paling lambat selama liburan musim panas untuk mencari motor terbaik di lintasan untuk tahun 2024 yakni Ducati.
Dalam sebuah wawancara pada Juli lalu, Stefan Pierer selaku CEO Pierer Mobility AG (dengan merek KTM, Husqvarna dan GASGAS) mengungkapkan bahwa Marc Marquez telah beberapa kali ‘mencari’ pekerjaan di KTM dalam beberapa bulan terakhir. “Dia juga mengatakan kepada kami, ‘saya ingin menjadi juara dunia MotoGP suatu hari nanti’. Namun merekrut Marquez bukanlah cara kami.
Kami mengembangkan sendiri pembalapnya, mulai dari Moto3 hingga Moto2. Saya tidak mengatakan penandatanganan Marquez adalah mustahil. Tapi itu tidak cocok untuk kami,” ungkap Pierer.
Pada pertengahan musim lalu, Stefan Pierer menyatakan, “Tepat. Tidak ada yang berubah tentang hal itu. Saya juga percaya pada pembalap kami Brad Binder dan Jack Miller.”
Pada awal Agustus 2023, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kolaborasi antara Marc Marquez dan Ducati akan segera terwujud pada musim mendatang. Demi memberi ruang, rencana perpanjangan kontrak dengan Johann Zarco di Pramac Ducati dibatalkan. Jadi untuk sementara tempat dibiarkan kosong untuk MM #93. Saat itu, tidak ada yang bisa membayangkan kesepakatan dengan Gresini Racing.
Faktanya adalah, Marc Marquez hanya bisa mendapatkan persetujuan dari HRC jika dia pindah ke tim satelit.
Menjadi jelas juga bahwa Marquez akan mengendarai Desmosedici secara ‘cuma-cuma’ jika diperlukan, karena dia disuguhi beberapa juta euro oleh sponsor pribadinya seperti Red Bull, Estrella Galicia, Allianz, Alpinestars, dan Shoei sehingga dia dapat tetap bertahan. Di HRC, dikabarkan dia mendapat gaji 18 juta euro (Rp 300 miliar) per tahun selama 3 tahun.
“Saya tidak berpikir Marc Marquez akan membalap untuk Ducati di masa depan. Tapi tidak ada yang mustahil dalam olahraga ini,” kata bos balap Ducati Gigi Dall’Igna dalam sebuah wawancara pada tanggal 25 Agustus.
Dalam wawancara tersebut, insinyur jenius asal Italia itu secara mengejutkan juga mengajak Franco Morbidelli untuk ikut serta sebagai kandidat Ducati 2024. Dan dia memuji Marc Marquez, yang memenangkan tidak kurang dari 44 persen dari seluruh balapan MotoGP-nya hingga mengalami crash horor di Jerez pada 19 Juli 2020.
“Kami tidak perlu membicarakan seberapa cepat Marc Marquez. Kami mengetahui hal itu dengan sangat baik,” tegas Dall’Igna.
Pada saat yang sama, pada pertengahan musim Marc Marquez telah menyatakan, “Semua pembalap cepat dengan Ducati.”
Ide perpindahan Marc ke Pramac Ducati akhirnya ditolak karena dua alasan. Sponsor Prima lebih memilih pembalap Italia (Morbidelli) dan manajer Ducati tidak ingin menyinggung pembalap andalannya seperti Pecco Bagnaia, Enea Bastianini, Jorge Martin dan Marco Bezzecchi dengan menempatkan rival berat asal Spanyol itu di tim Ducati terbaik kedua.
Berkat solusi dengan Gresini Racing, para manajer Ducati sering kali mengklaim bahwa mereka tidak pernah secara intensif terlibat dengan Marc Marquez, bahwa ide ini muncul di Gresini Racing dan bahwa mereka tidak mempunyai wewenang dalam pemilihan pembalap.
Kepindahan Marc Marquez ke Ducati adalah ‘win-win’ solution bagi tim sukses Ducati Corse. Sementara tim dari Borgo Panigale harus membayar gaji sebesar 25 juta euro (Rp 400 miliar) untuk Jorge Lorenzo pada tahun 2017 dan 2018, juara dunia 6 kali MotoGP sekaligus pemenang MotoGP 59 kali itu kini ikut bergabung dengan gaji yang jauh lebih rendah.
Kemungkinan besar Gigi Dall’Igna akan menyediakan GP23 dengan versi terbaru di garasi Marquez pada tes pertama 28 November di Valencia, yaitu Desmosedici yang juga ditunggangi Pecco Bagnaia dari tim Lenovo atau Jorge Martin dari tim Pramac. Karena Marc Marquez dalam performa terbaiknya adalah kemenangan bagi setiap pabrikan. Ducati tentu ingin mempertahankan megabintang yang sudah 2 tahun tidak menang itu dalam jangka panjang.